Jakarta, Neinews.Org –Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, tengah menjalani kunjungan dinas luar negeri pertama sejak dilantik pada 20 Oktober 2024. Kunjungan ini berlangsung selama 16 hari, dimulai pada Jumat, 8 November 2024, hingga Minggu, 24 November 2024. Prabowo mengunjungi beberapa negara besar, termasuk China, Amerika Serikat, Brasil, Peru, dan Inggris, dengan agenda padat yang mencakup pertemuan dengan sejumlah pemimpin dunia serta partisipasi dalam dua konferensi tingkat tinggi (KTT).
Prabowo memulai lawatannya di China, di mana ia bertemu dengan Presiden Xi Jinping. Dalam pertemuan tersebut, kedua negara menandatangani perjanjian kerja sama (MoU) dengan nilai investasi mencapai USD 10,07 miliar, atau setara dengan Rp156,5 triliun. Kesepakatan tersebut meliputi sektor-sektor strategis seperti ketahanan pangan, ketahanan energi, hilirisasi 26 komoditas utama, dan pengembangan sains serta teknologi.
Selanjutnya, Prabowo melanjutkan perjalanan ke Washington DC, Amerika Serikat, untuk bertemu dengan Presiden Joe Biden. Kunjungan tersebut juga menjadi momen penting untuk mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan AS. Dalam perjalanan ini, Prabowo disertai oleh putranya, Didit Hediprasetyo, dan disambut hangat oleh diaspora Indonesia yang berada di AS.
Mengomentari kunjungan luar negeri ini, Prabowo menjelaskan bahwa tujuan utamanya adalah untuk memperkuat peran Indonesia di kancah internasional, baik dalam bidang ekonomi maupun geopolitik. “Indonesia sangat dihormati di dunia internasional, dan pertemuan-pertemuan ini adalah kesempatan untuk menunjukkan bahwa sikap Indonesia sangat ditunggu oleh banyak pihak,” ujarnya saat memberikan keterangan di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Membandingkan Kunjungan Luar Negeri Prabowo, Jokowi, dan SBY
Kunjungan luar negeri Prabowo kali ini tercatat sebagai yang terpanjang sepanjang sejarah kepresidenan di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Berdasarkan data Istana, selain China dan AS, Prabowo juga dijadwalkan menghadiri KTT APEC di Peru dan KTT G20 di Brasil. Kunjungan ini dilakukan secara non-stop, menggunakan pesawat kepresidenan untuk memaksimalkan waktu kunjungan di berbagai negara.
Sementara itu, Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), juga tercatat melakukan kunjungan luar negeri yang cukup panjang, yaitu 12 hari pada tahun 2024. SBY melakukan lawatan ke Portugal, Amerika Serikat, dan Jepang, dengan sejumlah kegiatan bilateral dan multilateral yang mencakup pertemuan di markas besar PBB.
Di sisi lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikenal dengan frekuensi kunjungan luar negeri yang lebih rendah. Selama sepuluh tahun menjabat, Jokowi hanya melakukan 44 kali kunjungan luar negeri, dengan perjalanan terpanjang berlangsung pada 2016 ke Eropa, di mana ia mengunjungi Jerman, Inggris, Belgia, dan Belanda. Kunjungan tersebut berlangsung selama tujuh hari dan menjadi salah satu lawatan penting bagi Indonesia di era Jokowi.
Dengan rentang waktu yang cukup lama dan jadwal yang padat, kunjungan luar negeri Prabowo kali ini menjadi momen penting bagi Indonesia dalam memperkuat relasi internasional di tengah ketegangan geopolitik global.
Sumber : msn.com