Bengkulu, Neinews.Org – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa ia pernah menerima peringatan akan potensi digulingkan serta kemungkinan Papua terlepas dari NKRI saat berencana mengakuisisi 51 persen saham PT Freeport Indonesia pada 2018.
“Bahkan ketika akan mengambil Freeport, banyak yang memperingatkan saya, ‘Pak, hati-hati, Papua bisa lepas. Pak, hati-hati, Bapak bisa digulingkan.’ Jadi, hilirisasi ini bukan perkara mudah,” kata Jokowi saat membuka Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XXII di Hotel Alila, Solo, Jawa Tengah, Kamis (19/9), seperti yang dilansir dari kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Prosedur pemakzulan presiden diatur dalam UUD 1945 dan hanya bisa dilakukan jika terbukti melakukan pelanggaran hukum, seperti pengkhianatan, korupsi, atau perbuatan tercela (Pasal 7A). Setelah pemakzulan Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada 2001, proses untuk menggulingkan presiden menjadi lebih kompleks.
Secara garis besar, penggulingan presiden dimulai dari keputusan paripurna DPR untuk meminta Mahkamah Konstitusi (MK) memeriksa dan memutuskan apakah presiden dan/atau wakil presiden telah melanggar hukum. Jika MK menerima pendapat DPR, sidang paripurna di MPR akan diadakan, di mana presiden dan wakil presiden diberi kesempatan untuk membela diri.
Mengenai Freeport, Jokowi menjelaskan bahwa sebelumnya Indonesia hanya memiliki 9 persen saham di perusahaan tambang besar tersebut. Saat ini, Indonesia telah menguasai 51 persen dan akan segera meningkat menjadi 61 persen. “Hati-hati jika kita berbicara tentang Freeport, sekarang itu bukan milik Amerika lagi. Itu sudah milik Indonesia,” tegasnya.
Jokowi juga mencatat bahwa selama 55 tahun beroperasi, Freeport tidak pernah bersedia membangun smelter. Ia menambahkan bahwa Freeport tidak hanya mengekstraksi tembaga, tetapi juga emas yang memiliki nilai lebih tinggi, dengan prediksi produksi emas mencapai 40-50 ton per tahun. Oleh karena itu, ia menilai penting untuk melakukan hilirisasi melalui Smelter Freeport di Gresik.
“Nanti kita punya smelter sendiri di Gresik. Kita akan tahu berapa ton emas yang hilang dari Indonesia selama 50 tahun terakhir,” pungkas Jokowi, yang akan mengakhiri masa jabatannya pada Oktober mendatang.
Sumber : cnnindonesia.com