Bengkulu, Neinews.Org – Mundurnya Presiden Amerika Serikat Joe Biden membuat heboh warga China pada pencalonan pemilihan presiden November mendatang. Yang mana sebagian besar pengguna media sosial di China mulai menaruh harapannya pada rival dan pendahulu Biden, Donald Trump.
Tagar “Biden exit” telah dilihat sebanyak 370 juta kali pada siang hari, Senin waktu setempat. Sedangkan topik “Harris praising Biden”, yang merujuk pada Wakil Presiden AS Kamala Harris, mendapat sekitar 57 juta tampilan.
Diketahui banyak pengguna media sosial di China yang bertaruh untuk pencalonan Harris sebagai calon presiden dari Partai Demokrat tidak akan sukses. Yang mana hal tersebut justru akan mengembalikan Donald Trump ke Gedung Putih.
“Partai Demokrat menjadi pihak pertama yang mempersiapkan pemilu AS tahun 2028. Masa depannya menjanjikan,” ungkap pengguna Weibo lainnya.
Perlu diketahui Demokrat memang belum menentukan calon pasti. Namun Kamala Harris menjadi salah satu favorit.
China, Kamala merupakan sosok yang tidak dekat. Meskipun ia sempat bertemu dengan Presiden Xi Jinping di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik di Thailand pada tahun 2022, Beliau belum pernah mengunjungi China sebagai wakil presiden oleh sebab itu masyarakat Negeri Tirai Bambu kurang mengenalnya.
Hal serupa berbanding terbalik dengan Gubernur California, Gavin Newsom, calon lain Demokrat. Beliau pernah ke China tahun lalu, bahkan mendapat pujian dari masyarakat negara itu.
Tak hanya itu, di laman Weibo, sebuah jajak pendapat online juga muncul pada Senin. Di mana terdapat 12.000 pengguna menemukan bahwa hampir 80% percaya Trump akan mengalahkan Harris pada pemilu bulan November mendatang.
“Trump siap menang! Itu adalah momen yang sempurna,” tulis salah satu pengguna Weibo yang mengunggah foto penembakan Donald Trump, yang mendapat sebanyak 14.000 likes.
Dalam hal ini Kamala juga membuat outlet media pemerintah China termasuk Guangzhou Daily juga menyorotinya. Termasuk latar belakangnya, yang jika presiden AS akan menjadi keturunan Asia pertama yang memegang jabatan itu.
“Kebijakannya terhadap China selama pemilu mungkin akan menyimpang dari ideologi umum Partai Demokrat,” kata analis ketua departemen hubungan internasional di Universitas Tsinghua, Tang Xiaoyang, ungkap Kamala.
“Tetapi dalam jangka pendek Kamala kemungkinan tidak akan mengembangkan strategi yang sangat tepat sasaran terhadap China,” Imbuhannya.
Sumber : cnbcindonesia.com