Ilustrasi anak terkena TBC
Neinews.org – Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini merupakan penyakit yang bisa menular melalui udara saat pengidapnya bersin atau batuk.
Selain orang dewasa, penyakit ini juga bisa menyerang anak-anak. Dr. Imran Pambudi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan memberikan keterangan bahwa kasus TBC pada anak di Indonesia meningkat 2,5 kali lipat dibandingkan tahun 2021. Dari 42 ribu kasus pada tahun 2021 menjadi 134 ribu kasus pada tahun 2023.
Dr. Imran menjelaskan penyebab meningkatnya kasus TBC anak di negara ini. Salah satunya yaitu berkurangnya penemuan pasien TBC di masa Covid-19 menyebabkan pasien belum menerima pengobatan dan secara tidak sadar menularkannya ke orang lain.
Imran menyatakan bahwa kondisi ini sangat relevan mengingat anak-anak paling rentan untuk tertular TBC dari orang dewasa yang tinggal di rumah tersebut. “Jika ada orang dewasa yang tinggal bersama mereka, kemudian terinfeksi TBC dan belum diobati, maka anak-anak yang paling rentan tertular.”
Selain itu, Dr. Imran juga menyebutkan di Indonesia ada beberapa faktor penyebab seseorang rentan terinfeksi TBC. Misalnya akibat merokok, kurang gizi, juga dampak dari penyakit lainnya seperti diabetes. Status gizi anak di Indonesia memang masih buruk sehingga meningkatkan risiko tertular TBC.
“Kami sudah melakukan pencegahan stunting melalui penimbangan berat badan di posyandu. Jika anak memiliki berat badan di bawah ideal, Fasmaskes akan mengidentifikasi penyebabnya,” ujarnya.
“Bisa jadi mereka terkena TBC. TBC pada anak bukan hanya karena kurang gizi. Turunnya berat badan mereka bisa jadi karena mereka nggak mau makan, rewel, atau ada pembesaran kelenjar di leher. Jadi saat di posyandu itulah akan terdeteksi,” pungkasnya.
Sumber : detikhealth
Editor : Arimbi