Bengkulu, Neinews.Org – Warga Seluma berduka ketika sebuah operasi penangkapan berakhir dengan kematian. Dalam pengabdiannya selama jadi anggota polisi Bripda Soni kehilangan nyawanya, peristiwa tragis yang menimpah seorang anggota polisi Bersama dengan seorang anak laki-laki yang baru berusia 13 tahun, pada Kamis (1/8). Diketahui Bripda Soni, yang merupakan anggota Polres Seluma, gugur sebagai pahlawan dalam insiden yang terjadi di kebun Kelurahan Puguk, Kecamatan Seluma Utara, Bengkulu.
Atas keberanian yang dilakukan oleh Bripda Soni menjadi bukti dedikasi tak tergoyahkan aparat kepolisian dalam melindungi masyarakat.
Dalam hal ini disampaikan oleh Kasi Humas Polres Seluma, AKP Andi Winawan, pada Jumat (2/8/2024), peristiwa ini bermulah saat tim khusus Puyang Serawai mencoba menangkap Ardan, 54 tahun, bersama dua anaknya, RK, 13 tahun, dan JK, 15 tahun.
Mereka merupakan tersangka pembacokan yang sebelumnya telah melukai dua orang tetangga mereka. Saat para petugas tiba di lokasi, ketiga pelaku tersebut dilaporkan melakukan perlawanan keras dengan menggunakan senjata tajam.
Naas dalam usaha penangkapan yang berlangsung menegangkan itu, Bripda Soni terkena sabetan senjata tajam yang mengenai kedua pergelangan tangan, kaki, serta belakang pelipis telinga, yang akhirnya menyebabkan kematiannya.
“Para pelaku melakukan perlawanan dengan cara menyerang petugas, saat akan dilakukan penangkapan,” tutur AKP Andi Winawan. Insiden ini berlangsung cepat dan meninggalkan luka yang mendalam bagi korps kepolisian.
Pada peristiwa itu terjadi baku tembak, RK, anak yang berusia 13 tahun, juga tewas di tempat kejadian, sementara JK, kakaknya, berhasil melarikan diri ke hutan. Dari kejadian ini menimbulkan banyak pertanyaan mengenai penggunaan kekuatan dan dampak psikologis terhadap anak-anak yang terlibat dalam konflik hukum dan kekerasan.
Tak hanya Bripda Soni, Ipda Bambang Ilyadi juga mengalami luka dalam operasi ini dan dilarikan ke RSUD Tais. Mendapati luka yang cukup serius, yang akhirnya memerlukan rujukan ke RS Bhayangkara Bengkulu untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Ini menunjukkan betapa berbahayanya tugas yang diemban oleh petugas kepolisian setiap harinya, selalu berada di garis depan dalam menghadapi ancaman keamanan.
Tragedi ini juga menyoroti kesulitan yang dihadapi oleh aparat dalam mengelola situasi yang melibatkan pelaku kejahatan bersenjata dan situasi berisiko tinggi. Dalam hal ini komunitas lokal dan aparat keamanan kini berduka atas kehilangan Bripda Soni dan tragisnya kematian seorang anak muda dalam insiden yang seharusnya bisa dihindari.
Dari peristiwa ini sebagai kisah ini menjadi pengingat pahit tentang risiko yang dihadapi oleh mereka yang bertugas melindungi kita.
Sumber : bengkulu.antaranews.com