Bengkulu, Neinews.Org – Warga muslim di Inggris menyuarakan ketakutannya untuk sekadar berangkat ibadah ke masjid. Hal ini menyusul dari kerusuhan anti-imigran yang dilaporkan menyasar hingga tempat ibadah.
Menanggapi hal tersebut Duta Besar RI untuk Inggris Desra mengungkapkan situasi terkini di sekitar masjid Indonesia di London menyusul kerusuhan menargetkan Muslim dan masjid terjadi di negara itu.
Tak hanya itu, Desra juga mengatakan keamanan di sekitar masjid yang diberi nama Indonesia Islamic Center (IIC) semakin diperketat saat massa yang protes di sejumlah wilayah menargetkan tempat ibadah umat Muslim.
“Dan jangan lupa kita juga punya masjid yang baru pertama kali di London,” tutur Desra, pada Senin 5 Agustus 2024.
Destra juga mengatakan, “Dan kita lakukan pengetatan ekstra dan alhamdulilah [aman]. Jangan sampai terjadi kerusuhan di masjid Indonesia.”
Hal serupa disampaiakan oleh irektur Tell-Mama, organisasi yang memonitor insiden anti-Islam di Inggris, Iman Atta mengungkapkan bahwa ada peningkatan laporan serangan yang ditargetkan pada komunitas muslim dari laporan yang diterima organisasinya. Untuk itu, sejumlah muslim mengaku ketakutan untuk berangkat ke masjid atau Islamic Center.
Diketahui Masjid Indonesia pertama di Inggris itu dibuka sejak 2022 dan terletak di kawasan Neasden, London.
Saat itu, Yayasan Indonesian Islamic Centre (IIC) yang mana membeli bangunan bekas gereja yang kemudian dialihfungsikan menjadi sebuah masjid.
Desra menjelaskan rencana pendirian masjid inisebetulnya sudah mencuat sejak 1990-an. Namun, rencana tersebut baru terealisasi dalam dua tahun lalu. Desra juga mengatakan kondisi warga negara Indonesia (WNI) di Inggris. Tak hanya itu, Desra juga mengatakan hal tersebut kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London terus berkomunikasi dengan para WNI di Inggris.
“Alhamdulilah tidak ada WNI yang terdampak] dan kita juga tidak menginginkan,” ujar Desra.
Selanjutnya Desra mengatakan KBRI London memiliki hotline dan platform media sosial bagi WNI yang ingin melapor terkait situasi dan kondisi mereka.
Destra mengatakan sejauh ini tak ada laporan yang masuk di hotline KBRI London maupun media sosial mereka. Inggris sedang emosi usai massa melakukan protes hingga menyerang masjid menyusul penikaman massal di Southport, Merseyside pada akhir Juli.
Dari penikaman massal yang terjadi hingga menyebabkan tiga anak-anak tewas dan 10 orang lain mengalami luka-luka. Warga marah dengan adanya tindakan ini.
Dalam menanggapi kerusuhan ini, pemerintah Inggris bersumpah akan menghukum pelaku dengan ganjaran yang setimpal.
Sumber : cnnindonesia.com