Agama  

Perdebatan Salam Lintas Agama, Beda Sebutan Era Sukarno Sampai Jokowi

Neinews.Org – Dalam Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI se-Indonesia VII yang diselenggarakan di Bangka Belitung pada Kamis (30/5/24). Menurut MUI, pengucapan salam merupakan doa yang bersifat ubudiyah atau mengabdikan diri kepada Allah SWT.

Oleh karena itu, pengucapan salam seorang muslim harus mengikuti ketentuan syariat Islam dan tidak boleh mencampuradukkan dengan ucapan salam dari agama lain sebagai alternatif, MUI meminta umat Islam untuk mengucapkan salam dengan ‘Assalamu’alaikum’ atau salam nasional, tanpa mencampuradukkan dengan salam dari agama lain ketika hadir dalam forum lintas agama.

Penggunaan salam lintas agama di Indonesia mulai dikenal sejak era Presiden Megawati, berlanjut pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, dan semakin sering digunakan oleh Presiden Joko Widodo.

Dalam pidato resmi, Jokowi sering mengucapkan salam sebagai berikut, “Assalamu’alaikum, salam sejahtera, Om Swastiastu, Syalom, Nammo Budaya, Salam Kebajikan”.

Berbeda dengan era Orde Lama, Sukarno menggunakan “Assalamualaikum” sebagai salam pembuka dalam pidatonya, dilanjutkan dengan kata penyemangat “Merdeka”.

Sukarno juga kerap mengucapkan kalimat pujian kepada Nabi Muhammad SAW usai mengucapkan salam.

“Nabi Besar Muhammad SAW telah menemukan ucapan salam untuk mempersatukan umatnya, maka turun pula lah suatu ilham dari Allah SWT untuk memekikkan suatu salam kebangsaan dari bangsa Indonesia,” ucap Soekarno dikutip situs Museum Nasional Proklamasi (Munasprok).

Sumber:cnnindonesia.com