Bengkulu, Neinews.Org – Bocah asal Kabupaten Belu, Johanes Ande Kalla atau Joni yang viral viral karena memanjat tiang bendera saat upacara 17 Agustus pada HUT ke-73 RI atau 2018. Nama Joni kembali muncul karena mengaku gagal dalam mengikuti tes calon Bintara TNI. Kini, Joni mengaku dipanggil Komandan Kodim 1605/Belu Letkol Arh Suhardi. Joni diminta untuk menghadap ke Makodim Belu, pada Selasa (6/8/2024) pagi. Dalam pemanggilannya Joni belum mengetahui topik yang dibahas.
“Saya ditelepon tadi untuk menghadap Dandim Belu, tetapi saya belum tahu ketemu untuk apa,” ujar Joni, pada Selasa (6/8/2024).
Pada saat dihubungi Joni juga mengaku bahwa sudah dihubungi juga oleh Ajenrem Korem 161/Wira Sakti untuk segera berangkat kembali ke Kota Kupang untuk bertemu dengan Ajenrem.
Dalam pemanggilannya Joni mengaku belum mengetahui lebih lanjut terkait alasan pemanggilan dirinya ke Makorem 161/Wira Sakti Kupang untuk bertemu dengan Ajenrem tersebut.
“Mungkin setelah bertemu dengan Bapak Dandim baru saya bisa tahu alasan pemanggilan mereka,” tutur Joni.
Joni merupakan bocah saat masih duduk di bangku sekolah SD pada 2018 viral karena aksinya memajang tiang bendera Merah Putih saat upacara HUT RI di Kabupaten Belu untuk menyelamatkan bendera merah putih yang talinya terlilit saat pelaksanaan upacara bendera.
Setelah aksinya viral, Joni kemudian diundang oleh Presiden Joko Widodo ke Istana Negara dan bertemu dengan Presiden Jokowi. Ketika ditanya seputar cita-citanya oleh orang nomor satu di Indonesia itu, Joni mengaku ingin menjadi tentara.
Presiden Jokowi langsung menyampaikan kepada Joni agar langsung bertemu dengan Panglima TNI dan dijanjikan akan langsung diterima masuk TNI.
Pada saat mengikuti seleksi penerimaan Bintara TNI AD tahun 2024, setelah mendengar kelulusan SMA, Joni dinyatakan tidak lulus saat seleksi awal yang dilakukan oleh Ajenrem 16104/Wirasakti Kupang.
Joni tidak lulus seleksi dengan alasan tinggi badannya tidak ideal atau sesuai dengan syarat masuk TNI sehingga Joni disuruh untuk kembali lagi pada 2025 untuk mengikuti tes yang sama.
“Iya kecewa kemarin saat seleksi awal langsung dinyatakan gagal, karena tinggi badan tidak sesuai. Tinggi badan di Ajen saya ukur 155,8 meter sementara sesuai syarat 163 meter. Tetapi saya akan siapkan diri lagi untuk tahun depan,” tutur Joni
Sumber : detik.com