Bengkulu, Neinews.Org – Seorang mahasiswi Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang bunuh diri dikamar kosnya yang berlokasi di Lempongsari, Kota Semarang. Korban diketahui merupakan seorang dokter yang sedang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Undip. Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) yang dilakukan polisi juga menemukan buku harian milik korban.
Diketahui korban bernama dr. Aulia Risma Lestari (30). Polisi yang melakukan penyelidikan menemukan sejumlah petunjuk, korban mengakhiri hidup dengan cara menyuntikkan obat penenang, diduga hal itu dilakukan karena mengalami perundungan.
Berdasarkan kronologi kejadian korban ditemukan bunuh diri diketahui pada Senin 12 Agustus 2024 sekitar pukul 23.00 WIB, di kamarnya sendiri. Kompol Agus menyebut berdasarkan keterangan yang didapat, kecurigaan kondisi korban berawal dari kekasihnya yang berulangkali menelepon tapi tidak direspons. Kamar kos terkunci dari dalam.
“Teleponnya dari pagi (pacarnya) tapi nggak diangkat-angkat, padahal berdering (notifikasi di WhatsApp),” ujar Kapolsek.
Selanjutnya kekasih korban kemudian meminta tolong temannya yang di Semarang untuk mengecek kos lainnya yang berlokasi di wilayah Tembalang. Namun, kondisinya kosong. Akhirnya di kos Lempongsari itu, bersama ibu kos setempat, coba dibuka dengan kunci cadangan namun gagal. Baru setelah memanggil ahli kunci, pintu bisa terbuka dan kondisi korban sudah meninggal dunia di dalam kosannya.
Dalam mengungkap kasus tersebut dilakukan olah TKP, hingga melibatkan dokter, Kompol Agus mengatakan penyebab kematiannya yakni obat penenang yang disuntikkan sendiri.
“Saya nggak bisa ngomong (menyimpulkan), yang menjelaskan dokter, (keterangannya) obat itu pelemas otot tapi seharusnya lewat infus,” ujar Agus.
Menanggapi kasus tersebut Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Agus Hartono, menyebut korban ditemukan meninggal dunia pada Senin (12/8/2024) sekitar pukul 23.00 WIB.
Saat di lokasi kejadian Agus mengatakan pihaknya juga menemukan buku harian korban di kamar kosnya. Buku harian itu berisi curhatan korban tentang beratnya menjadi mahasiswi kedokteran.
Tak hanya itu, Agus juga mengatakan dalam buku harian itu juga memuat keluh kesah korban mengenai seniornya di kampus. Buku itu juga mengungkap bahwa ibunda korban telah meminta anaknya untuk berhenti dari studinya.
“Ibunya memang menyadari anak itu minta resign, sudah nggak kuat. Sudah curhat sama ibunya, satu mungkin sekolah, kedua mungkin menghadapi seniornya, seniornya itu kan perintahnya sewaktu-waktu minta ini itu, ini itu, keras,” ujar Agus.
Mendengar kabar anaknya telah meninggal orang tua korban juga langsung datang ke lokasi. Agus mengatakan pihak keluarga langsung meminta korban dibawa pulang tanpa diautopsi.
Sumber : Detik.com