Bengkulu, Neinews.Org – Sebanyak empat mahasiswi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto diduga menjadi korban perdagangan manusia yang melibatkan seorang oknum mahasiswa Fakultas Hukum Unsoed berinisial MRA. Pelaku diduga menggunakan identitas palsu dalam aksinya.
Menurut Ketua Satgas PPKS Unsoed, Tri Wuryaningsih, awalnya pelaku yang merupakan pihak luar mengaku sebagai agen pencari bakat untuk iklan. Pelaku mencoba menarik perhatian mahasiswi Unsoed untuk melakukan aktivitas seksual. Karena tidak berhasil, pelaku kemudian meminta bantuan MRA, seorang mahasiswa Fakultas Hukum, yang berpura-pura menjadi keponakan pelaku untuk meyakinkan korban melalui pesan WhatsApp.
“Saat ini, keterlibatan MRA masih terbatas pada perannya sebagai penghubung, karena penyelidikan polisi masih berlangsung. Identitas pelaku luar belum terungkap sepenuhnya, dan ini akan diungkap oleh pihak kepolisian,” jelas Tri Wuryaningsih, pada Senin (9/9/2024).
Terdapat perbedaan pandangan antara pihak kampus dan kepolisian mengenai kategori kejahatan ini. Polisi, diwakili oleh Kasat Reskrim Polresta Banyumas Kompol Andryansyah Rithas Hasibuan, menyebut bahwa tindakan pelaku bukan termasuk tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
“Kami masih menilai kasus ini sebagai penipuan dengan iming-iming menjadi bintang iklan. Korban memang mahasiswi yang dijanjikan bisa jadi artis dengan syarat berhubungan dengan pelaku, tetapi belum ada bukti persetubuhan karena korban masih dalam kondisi trauma,” terang Andryansyah.
Andryansyah juga menyebut bahwa ada beberapa saksi yang sudah diperiksa, termasuk korban, dan pelaku yang diduga satu orang, dengan kemungkinan adanya pihak lain yang terlibat. “Pelaku utama memang satu orang, namun kami masih menyelidiki kemungkinan adanya bantuan dari pihak lain. Identitas pelaku masih fiktif dan dia telah melarikan diri dari kosannya. Sekitar enam orang telah diperiksa sebagai saksi,” tambahnya.
Sebelumnya, diberitakan bahwa MRA terlibat dalam kasus perdagangan orang, dengan empat mahasiswi mengaku menjadi korban, salah satunya bahkan mengalami pemerkosaan. Tri Wuryaningsih menjelaskan bahwa kasus ini terungkap setelah beberapa mahasiswi melaporkan kejadian tersebut kepadanya. “Kami sudah memeriksa empat korban, semuanya wanita dan cantik-cantik,” kata Tri Wuryaningsih.
Sumber : detik.com