Muncul Calon Tunggal Jelang Pilkada 2024, Paslon Pengaruhi Suara Parpol Peluang Menang Ketimbang Rakyat

Titi Anggraini
Titi Anggraini

Bengkulu, Neinews.Org – Jelang pilkada serentak Pakar hukum kepemiluan Universitas Indonesia, Titi Anggraini mengungkapkan bahwa munculnya calon tunggal di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 karena pasangan calon (paslon) merasa lebih baik menguasai suara partai politik (parpol) daripada memengaruhi masyarakat. “Dari pada susah-susah memperebutkan suara rakyat, rakyat punya logika dan seleranya sendiri, lebih gampang memperebutkan suara partai,” tutur Titi, pada Jumat (9/8/2024). Titi mengungkapkan bahwa situasi itu juga terjadi karena dipengaruhi oleh tingginya peluang kemenangan paslon tunggal di pilkada yang berlangsung selama ini.

Tak hanya itu, Titi juga mengatakan calon tunggal punya probabilitas menang hingga 98,11 persen. “Jadi ada pandangan calon tunggal menjanjikan kemenangan,” ungkap Titi.

Selanjutnya Titi juga mengungkapkan bahwa saat ini 90 persen kepala daerah maju dari jalur parpol. Bisa dikatakan, tiket agar dapat maju menjadi bakal calon kepala daerah (bacakada) sangat bergantung dari parpol. Oleh karena itu, lebih baik gerakan politik diarahkan agar tiket parpol hanya diberikan pada satu paslon. Daripada harus bersaing bersama paslon lain yang bisa memecah suara masyarakat.

“Jadi kalau dia sendirian, lebih gampang untuk mengambil suara partai dari pada mempertaruhkan suara rakyat untuk milih dia,” ujar Titi.  “Atau dari pada susah-susah ikut pilkada, nunggu suara rakyat di TPS, lebih baik mengumpulkan semua partai jadi satu, sehingga calon tunggal yang peluang menangnya 98,11 persen tadi,” ungkap Titi. Diketahui saat ini sejumlah parpol kemungkinan bakal bergabung dalam koalisi besar untuk Pilkada DKI Jakarta 2024. Dalam koalisi raksasa itu bakal diberi nama Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. Saat ini, KIM Plus menyongsong mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta.

Nama Anies Baswedan sangat mungkin tidak mendapatkan tiket. Dikarenakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Nasdem memberikan sinyal kuat akan mencabut dukungan.

Sumber : Kompas.com