Jakarta, Neinews.Org – Excel, anak dari Ivan Sugianto, kini merasakan penyesalan mendalam setelah ayahnya dipenjara akibat tindakannya yang awalnya berawal dari pengaduan terkait ejekan dari temannya. Excel, seorang siswa SMA, mengadukan temannya Ethan yang telah mengejeknya dengan sebutan “poodle.” Ternyata, pengaduan ini memicu serangkaian kejadian yang berujung pada perbuatan ekstrem dari ayahnya, Ivan Sugianto. Ivan, yang sangat emosi dengan ejekan tersebut, datang bersama pengacaranya dan sekelompok petinju ke sekolah SMA Gloria 2 Surabaya untuk menghadapi Ethan. Dalam insiden yang viral itu, Ethan dipaksa untuk sujud dan menggonggong sebagai permintaan maaf.
Aksi Ivan yang emosional dan kekerasan itu membuatnya menjadi sorotan publik dan pihak kepolisian. Ivan ditangkap dan kini berada di penjara, menghadapi tuntutan hukum atas intimidasi terhadap Ethan. Selain itu, ia juga dicurigai terlibat dalam kasus pencucian uang setelah rekeningnya diblokir oleh PPATK. Semua masalah hukum ini bermula dari pengaduan Excel, yang kini merasa bertanggung jawab atas apa yang telah terjadi.
Dalam sebuah surat yang emosional, Excel mengungkapkan penyesalannya. Ia merasa bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk membebaskan ayahnya. Excel bahkan mengungkapkan keinginannya untuk dipanggil “poodle” seumur hidup jika itu bisa membuat ayahnya bebas dari hukuman dan hujatan publik. Dalam suratnya, Excel menulis, “Aku lebih rela dipanggil poodle seumur hidup dari pada lihat papa masuk penjara lagi.”
Excel juga mengungkapkan rasa malu karena merasa tidak bisa membanggakan orang tuanya. Ia merasa sebagai anak yang telah membawa masalah besar bagi ayahnya yang selama ini selalu melindunginya. “Jujur aku malu pa, malu sama diri sendiri, malu sama papa mama, sama orang-orang juga,” tulisnya dalam surat.
Sebelumnya, Excel mengaku telah diejek oleh Ethan dengan sebutan “poodle” dalam pesan pribadi antara mereka. Namun, Ethan kemudian menyatakan bahwa ejekan tersebut hanya merupakan candaan di antara teman-temannya dan tidak dimaksudkan untuk menghina Excel. Kasus ini menjadi pelajaran bagi banyak pihak bahwa masalah yang dianggap sepele kadang bisa berkembang menjadi persoalan serius, yang seharusnya diselesaikan dengan cara yang lebih bijak.
Kini, Excel berharap agar orang-orang tidak lagi menyalahkan ayahnya, dan ia bersedia melakukan apapun untuk mengurangi beban yang harus ditanggung oleh Ivan, meskipun ia merasa sangat terbebani dengan keadaan yang kini terjadi.
Sumber : msn.com