Bengkulu, Neinews.Org – Berikut adalah isi lengkap rekaman suara Aulia Risma Lestari, dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro yang bekerja di Rumah Sakit Dr. Kariadi, Semarang. Rekaman ini mengisyaratkan adanya perundungan, pemerasan, dan eksploitasi yang dialaminya selama menjalani program PPDS di RS Dr. Kariadi.
Rekaman suara tersebut pertama kali diunggah oleh akun X (Twitter) @NarasiNewsroom pada Rabu (27/8/2024) pukul 17.42. Saat ini, unggahan tersebut telah ditonton lebih dari 1,8 juta kali.
Dalam unggahan tersebut, tertulis caption yang menyebutkan, “Kami memperoleh rekaman voice note dari dr. Aulia Risma Lestari, calon dokter spesialis Undip yang ditemukan meninggal dunia setelah mengalami perundungan. Rekaman ini menunjukkan adanya perundungan, pemerasan, dan eksploitasi oleh dokter senior Undip, serta paksaan kerja keras di Rumah Sakit Dr. Kariadi, Semarang.”
Voice note tersebut, yang berisi percakapan antara Aulia Risma dan ayahnya, tampaknya direkam saat ia menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Undip. Dalam rekaman, Aulia menyampaikan bahwa ia kesulitan beranjak dari tempat tidurnya untuk membeli air minum dan harus meminta bantuan dari petugas dengan memberi uang. Ia juga mengungkapkan kesakitan yang dirasakannya, termasuk sakit punggung yang membuatnya sulit bergerak.
Rekaman tersebut juga telah diserahkan oleh kuasa hukum keluarga kepada pihak investigasi Kemenkes untuk penyelidikan lebih lanjut.
Menurut akun Narasi dan Instagram Najwa Shihab, rekaman suara tersebut menunjukkan adanya dugaan perundungan, pemerasan, dan eksploitasi oleh dokter senior di Undip, serta paksaan kerja keras di Rumah Sakit Dr. Kariadi. Pihak Undip membantah adanya perundungan yang menyebabkan dr. Aulia bunuh diri, dan menyatakan bahwa almarhumah mengalami masalah kesehatan yang mempengaruhi proses belajarnya.
Di sisi lain, ayah dr. Aulia, Moh Fakhruri, meninggal dunia 16 hari setelah kepergian putrinya pada Selasa (27/8/2024) di RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Kabar tersebut menyebutkan bahwa Moh Fakhruri meninggal karena sakit setelah pemakaman putrinya, dan akan dimakamkan di tempat yang sama dengan putrinya di TPU Panggung, Kota Tegal.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengonfirmasi bahwa ayah dr. Aulia meninggal setelah kepergian putrinya dan mengungkapkan bahwa ia telah mengunjungi keluarga korban serta meminta dokumentasi bukti chat perundungan untuk diserahkan kepada pihak kepolisian.
Sumber :konpas.com