Jantung merupakan otot yang terbagi menjadi empat ruang, dua ruang terletak di bagian atas jantung yaitu atrium atau serambi kanan dan kiri, kemudian dua ruang terletak di bagian bawah jantung yaitu ventrikel atau bilik kanan dan kiri. Lalu diantara ruang kanan dan kiri jantung, terdapat dinding otot (septum) yang dapat memisahkan antara darah yang mengandung banyak oksigen dengan darah yang sedikit kadar oksigen. Jantung mempunyai katup yang betugas dalam mengatur aliran darah antara atrium dan ventrikel. Katup-katup ini akan terbuka dan tertutup secara bergantian sesuai dengan denyut jantung.
Jantung memiliki fungsi utama, yaitu mengalirkan darah yang kaya oksigen ke seluruh bagian tubuh. Bila seluruh organ tubuh manusia telah menggunakan oksigen, maka darah yang sedikit kandungan oksigennya akan kembali ke jantung lalu kembali ke paru-paru untuk diisi dengen oksigen.
Istilah penyakit jantung meliputi beragam gangguan pada jantung, seperti:
1. Penyakit jatung koroner atau penyakit arteri koroner yaitu penyempitan yang terjadi pada pembuluh darah jantung
2. Gangguan irama jantung atau aritmia
3. Kelainan jantung bawaan sejak lahir atau penyakit jantung bawaan
4. Gangguan pada otot jantung atau kardiomiopati
5. Infeksi jantung yang terjadi akibat, virus ataupun parasit
6. Gangguan pada salah satu atau keempat katup jantung atau penyakit katup jantung
Penyakit jantung memilki gejala yang tergantung pada jenis penyakit jantung yang dialami oleh pasien. Akan tetapi gejala penyakit jantung umunya berupa:
· Sesak napas
· Nyeri dada
· Pembengkakan di tungkai
· Lemas
· Pingsan
Pencegahan penyakit jantung dapat dilakukan dengan menghindari faktor-faktor risikonya, antara lain:
· Rutin berolahraga
· Tidak merokok
· Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi lengkap serta seimbang
· Melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter secara berkala, terlebih bila mempunyai riwayat penyakit yang meningkatkan risiko terserang penyakit jantung, seperti hipertensi.
Edukasi seputar penyakit jantung cukup penting untuk diketahui, seperti penyebab penyakit jantung, gejala penyakit jantung, dianosis penyakit jantung, pencegahan penyakit jantung, pengobatan penyakit jantung hingga faktor risiko dan komplikasi penyakit jantung untuk semakin meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan jantung. Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.
Adakah Hal Lain yang Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung?
Jawabannya, ada. Seseorang dikatakan berisiko tinggi mengalami beberapa macam penyakit jantung di atas jika memiliki salah satu atau beberapa kondisi berikut ini:
- Hipertensi.
- Diabetes.
- Kolesterol tinggi.
- Riwayat penyakit jantung dalam keluarga.
- Berat badan berlebih atau obesitas.
- Gaya hidup yang tidak sehat, seperti sering merokok, jarang berolahraga.
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya infeksi HIV, menggunakan obat-obatan penekan sistem kekebalan tubuh, atau menjalani pengobatan kemoterapi.
Bagaimana Cara untuk Menjaga Kesehatan Jantung Sejak Dini?
Berikut ini beberapa pilihan gaya hidup untuk menjaga kesehatan jantung sejak dini:
1. Menghentikan kebiasaan merokok/menjauhi asap rokok
Perokok memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung. Tidak hanya perokok sendiri, orang-orang di sekitarnya yang menghirup asap rokok (perokok pasif) juga lebih berisiko mengalami penyakit tersebut.
Hal ini karena zat beracun pada rokok dapat merusak pembuluh darah jantung, sehingga lama kelamaan aliran darah pada jantung menjadi terganggu. Akibatnya, fungsi jantung juga akan terganggu karena kekurangan oksigen dan nutrisi.
2. Melakukan aktivitas fisik (olahraga) secara rutin
Aktif secara fisik atau rutin olahraga dapat mengurangi risiko penyakit jantung. Sempatkan waktu untuk berolahraga sekitar 20–30 menit setiap hari, karena manfaatnya sangat baik untuk kesehatan jantung. Pilihan olahraga ini bisa berupa jalan kaki, jogging, berenang, atau sekadar naik turun tangga.
3. Mengurangi konsumsi lemak jenuh
Terlalu banyak mengonsumsi lemak jenuh dan lemak trans dapat meningkatkan kolesterol di dalam darah. Kolesterol yang menumpuk berpotensi menyumbat pembuluh darah jantung. Oleh karena itu, batasi konsumsi lemak jenuh. Lemak jenis ini banyak terdapat pada daging merah, kulit ayam, makanan olahan, makanan yang digoreng, margarin, serta produk susu kaya lemak.
4. Mengonsumsi lebih banyak serat
Menu makanan kaya akan serat dapat menurunkan kadar kolesterol jahat yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Serat bisa didapatkan dari buah-buahan, sayuran, gandum, kacang, dan sereal. Penuhilah kebutuhan serat paling tidak 30 gram per hari. Perlu diperhatikan bahwa konsumsi makanan berserat harus dilakukan secara bertahap. Sebaiknya jangan makan sayuran dalam jumlah banyak sekaligus, karena dapat mengakibatkan perut kembung. Saat mengonsumsi serat, minumlah lebih banyak air putih untuk melancarkan pencernaan.
5. Menjaga tekanan darah
Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah. Jika hal ini terjadi pada pembuluh darah organ-organ yang penting, seperti jantung dan otak, dapat berakibat fatal. Rutin berolahraga, mengurangi asupan garam, serta membatasi minuman beralkohol adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah tekanan darah tinggi.
6. Menjaga kadar gula darah
Kadar gula darah yang tinggi tidak hanya dapat membuat Anda terkena diabetes, namun juga membuat Anda berisiko terkena penyakit jantung. Hal ini karena gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah dan saraf yang mengendalikan jantung serta pembuluh darah. Beberapa upaya untuk mengurangi risiko diabetes adalah mengganti nasi putih dengan nasi merah, dan mengurangi asupan gula. Selain itu, periksakan kadar gula darah secara rutin, terutama jika usia di atas 45 tahun.
7. Istirahat yang cukup
Usahakan untuk tidur selama 7-8 jam setiap hari. Kurang istirahat dapat meningkatkan risiko terkena penyakit darah tinggi, diabetes, dan serangan jantung.
Lakukan Pemeriksaan Jantung Sejak Dini
Pemeriksaan jantung adalah prosedur untuk mendeteksi gangguan pada jantung. Selain untuk mendiagnosis, pemeriksaan jantung juga dapat mengukur risiko seseorang terkena penyakit jantung sebelum gejalanya muncul. Dengan kata lain, pemeriksaan ini juga bermanfaat untuk mencegah penyakit jantung. Pemeriksaan kondisi jantung sebagai salah organ vital, sebaiknya dilakukan sejak memasuki usia 20 tahun. Untuk usia 30 tahunan keatas maka dapat melalukan pemeriksaan jantung setahun sekali.
Mc:Juita
Sumber:IHC telemed