Bengkulu, Neinews.Org –Presiden China Xi Jinping telah merespons akan adanya kemungkinan “meluasnya” aliansi pertahanan Barat, NATO, di Asia Pasifik. Yang mana komentar ini disampaikan langsung oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China yakni Lin Jian.
Ketika diketahui NATO memutuskan untuk mengundang empat negara Asia Pasifik, Korea Selatan (Korsel), Jepang, Australia, serta Selandia Baru, dalam pertemuan tingkat tingginya di Washington, Amerika Serikat (AS), yang telah diselenggarakan pada Rabu 10 Juli 2024. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyebut bahwa pihaknya akan bekerja sama dalam stabilitas Asia Pasifik.
“Sebagai sisa-sisa Perang Dingin dan blok militer terbesar di dunia, NATO mengklaim dirinya sebagai aliansi pertahanan regional di satu sisi, namun di sisi lain terus melampaui batasannya, memperluas mandatnya, memicu konfrontasi dan mengambil tindakan seperti pengganggu di panggung dunia,” ungkapnya.
“Apa yang disebut sebagai keamanan NATO sering kali dibangun di atas ketidakamanan pihak lain, dan hal ini menempatkan dunia dan kawasan pada risiko keamanan yang tinggi,” tuturnya
Tak hanya itu ia juga menegaskan untuk menolak fitnah yang disampaikan NATO, di mana aliansi itu menyalahkan China sebagai alasan masuknya pakta militer tersebut ke kawasan. Menurutnya selama ini China justru menjadi kekuatan perdamaian internasional dan objektif dalam banyak kasus global.
“Kami dengan tegas menolak fitnah NATO dan menyalahkan China. NATO tidak boleh menggunakan China untuk membenarkan masuknya mereka ke Asia-Pasifik dan berupaya mengganggu dinamika regional,” ujar Jens Stoltenberg
“China adalah kekuatan perdamaian dunia, kontributor pembangunan global, dan pembela tatanan internasional. Posisi kami yang obyektif dan adil serta peran konstruktif kami dalam krisis Ukraina dan isu-isu penting internasional dan regional diakui secara luas oleh komunitas internasional,” ungkap Jens Stoltenberg
Jens Stoltenberg pun mendesak NATO untuk memberikan narasi yang benar terkait Beijing. Termasuk dalam menyingkirkan mental Perang Dingin.
“Kami mendesak NATO untuk membentuk persepsi yang benar terhadap China, menyingkirkan mentalitas Perang Dingin dan pendekatan zero-sum,” tuturnya
“Berhenti menakut-nakuti keamanan dan membuat musuh khayalan, berhenti membentuk kelompok eksklusif atas nama pertahanan kolektif, dan memainkan peran konstruktif untuk China, perdamaian, stabilitas dan pembangunan global,” ungkapnya
Tak hanya itu, analis kebijakan senior China dan Asia Timur di Institut Perdamaian AS, Mirna Galic, juga mengatakan bahwa undangan NATO kepada empat negara Asia Pasifik ini bukan serta merta bukti keterlibatan pakta pertahanan itu di kawasan ini secara langsung. Melainkan menurutnya, undangan ini hanya sebatas ajakan dalam meningkatkan koordinasi.
“Kemitraan ini tidak menjadikan NATO sebagai pemain langsung di Indo-Pasifik tetapi memungkinkan NATO untuk berkoordinasi dengan keempat mitra tersebut mengenai isu-isu yang menjadi perhatian bersama,” ujar Mirna Galic
Sumber : cnbcindonesia.com