Ilustrasi Project Nimbus Google-Israel [Unsplash/Pawel]
Neinews.org -Program Project Nimbus yang Dioperasikan oleh Google dan Amazon, Menyulut Protes di Kalangan Para Pekerja. Demonstrasi dilaporkan terjadi di berbagai wilayah menentang kontrak ini. Apakah Project Nimbus Google benar-benar mendukung kegiatan militer Israel secara aktif?
Proyek Nimbus, Kolaborasi Strategis antara Militer Israel dan Google Bersama Perusahaan Teknologi Lainnya Seperti Amazon, Melayani Layanan Cloud Senilai 1,2 Miliar Dolar AS untuk Pemerintah Israel dan Dukungan Terhadap IDF. Kesepakatan ini Ditandatangani pada Tahun 2021 untuk Meningkatkan Kemampuan Pengumpulan Data Intelijen dengan Teknologi Canggih, Termasuk Pemanfaatan AI.
Walaupun detail teknologi dan penggunaannya belum dapat dipastikan secara rinci, namun diperkirakan akan mencakup deteksi wajah, pelacakan objek, dan analisis sentimen untuk menerjemahkan ekspresi seseorang dari gambar, ucapan, dan tulisan.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, Proyek Nimbus merupakan hasil kerjasama antara Google dengan pihak Israel. Pemerintah dan militer Israel turut berperan dalam pengembangan dan pendanaan proyek ini, yang secara jelas mendukung pemerintah dan militer Israel.
Banyak yang menganggap proyek ini bertujuan untuk meningkatkan pengawasan terhadap warga Palestina, sehingga menimbulkan protes dari berbagai pihak, termasuk internal dan pegawai proyek tersebut.
Protes yang timbul direspons dengan pemecatan seorang teknisi. Mantan karyawan ini menyampaikan protes saat Managing Director Google Israel memberikan pidato di acara Mind the Tech di Amerika Serikat.
Selain itu, terdapat surat terbuka yang dikeluarkan oleh sejumlah karyawan Google dan Amazon melalui The Guardian. Surat tersebut menyatakan bahwa teknologi Nimbus dianggap sangat berbahaya karena diduga dibangun untuk mendiskriminasi dan melakukan pengusiran sistematis terhadap warga Palestina yang dilakukan oleh militer dan pemerintah Israel.
Mc : kuncoro