
Foto: Tentara Rusia/SinPo.id
Neinews.org – Rusia akan mengirimkan pasukannya ke luar negeri jika melibatkan kepentingan negaranya. Seperti baru-baru ini Rusia mengirimkan tentaranya ke Ukraina untuk mengurangi kekuatan NATO di sana.
Tidak boleh ada kepentingan negara lain yang mencoba mengancam Moskow dari Ukraina, karena itu adalah zona pertahanan Rusia.
Meskipun tentaranya terbunuh di medan perang, Presiden Rusia Vladimir Putin tetap yakin akan memenangkan perang di Ukraina. Alasannya, dukungan Barat terhadap Ukraina semakin berkurang.
Selain itu, mereka juga telah berhasil merebut kota Avdiivka dengan melakukan serangan yang memakan lebih dari 1.000 korban.
Dilansir dari The Guardian, Intelijen AS memperkirakan Rusia telah kehilangan sekitar 315.000 tentaranya sejak perang dimulai. Sedangkan, jumlah korban Ukraina diperkirakan mencapai 190.000 jiwa.
Mengirim tentara ke medan tempur sama saja dengan mengurangi kemampuan pertahanan nasional Rusia.
Hal itu telah mereka lakukan sejak masih bernama Uni Soviet. Kremlin sering melakukan manuver di seluruh dunia diantaranya Kuba, Korea Utara, Vietnam, Indonesia, Afrika, dan Afghanistan.
Namun, Rusia hanya bersedia mengirimkan banyak pasukannya ke Kuba dan Indonesia.
Soviet mengirimkan banyak tentara dan alutsista ke Kuba selama Krisis Rudal untuk mempersiapkan perang melawan AS.
Setelah itu, dengan menggunakan Operasi Trikora, Kremlin mengirimkan 15 ribu pasukan dan alutsista buatannya ke Indonesia.
Evgeniy Trifonov, pengamat militer Rusia mempertanyakan mengapa dulu negaranya mau membela Indonesia meskipun tidak mendapatkan keuntungan politik. Ia menilai itu tidak masuk akal.
“Kontribusi Uni Soviet dalam agresi Indonesia terhadap Irian Barat sangat luar biasa. Padahal Soekarno tidak pernah berbaik hati kepada Uni Soviet, tidak seperti pemimpin Kuba, Fidel Castro yang telah bersumpah setia kepada Moskow. Ia malah menjadi pendukung setia Beijing di awal pembebasan Irian Barat yang menyebabkan Uni Soviet tegang.”
Memang benar, hingga saat ini Rusia belum pernah mendapatkan keuntungan politik dari Indonesia.
Sumber : Zonajakarta.com
Editor : Arimbi