Bengkulu, NeiNews – Pelantikan Presiden Rusia Vladimir putin pada selasa (7/5/2024), pe;antikan di laksanakan di Istana Grand Kremlin yang bersumpah di hadapan publik dan disaksikan oleh banyak pejabat terpilih. Menjadi presiden terlama mengalahkan Joseph Stalin, masa jabatan terbaru ini akan berakhir pada 2030. lebih dari 2.500 tamu undangan yang diundang berasal dari berbagai kalangan baik selebritis maupun duta besar negara-negara lain. Namun hal yang menarik yaitu tidak hadirnya duta besar AMerika Serikat, Inggris dan Jerman, serta ungkapan dari Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell yang mengatakan bahwa tidak perlu menghadiri pelantikan, karena konflik yang terjadi atas Rusia dan Ukraina.
Pelantikan Presiden Vladimir Putin kali ini mendapat banyak sorotan, terlebih pada hasil pemilu yang dilaksanakan oleh banyak lembaga seperti lembaga jajak pendapat Public Opinion Foundation (FOM) dengan suara 87,8%. Opini Publik Rusia (VCIOM) juga menempatkan Putin mendapat 87%. Tingkat partisipasi warga dalam pemilihan secara nasional mencapai 74,22% ketika pemungutan suara ditutup, kata pejabat pemilu. Ini melampaui tingkat partisipasi pada tahun 2018 sebesar 67,5%.
Selama masa pemilu kerap diwarnai dengan kericuhan dan dem protes oleh beberapa kalangan. Menurut data OVD-Info, sebuah kelompok yang memantau tindakan keras terhadap perbedaan pendapat, setidaknya 74 orang ditangkap Minggu. Hal ini tentunya menimbulkan spekulasi publik terhadap pemerintahan Rusia yang tidak demokratis.
Pelantikan kali ini merupakan awal kepemimpinan era baru Vladimir Putin pasca lima kali menjadi Presiden Rusia, Vladimir Putin masih bisa mencalonkan diri kembali pada priode 2030 karna syarat-syarat secara konstitusi memenuhi pencalonan.