Serangan Israel di Gaza
Neinews.org – Pada hari Kamis waktu setempat, Amerika Serikat (AS) tiba-tiba menuntut gencatan senjata di Gaza setelah berulang kali menolaknya. Juru Bicara Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield, Nate Evans menegaskan revolusi AS ini diputuskan pada hari Jumat, 22 Maret 2024.
Sebagai sekutu utama Israel, Amerika Serikat telah menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB berulang kali untuk mencegah negara lain melakukan gencatan senjata di Palestina.
Lantas, kenapa sekarang AS melakukannya? Ada apa sebenarnya?
Evans menjelaskan bahwa resolusi tersebut merupakan bagian dari kesepakatan dalam upaya pembebasan sandera yang ditahan Hamas. Hal ini sudah direncanakan sejak pemblokiran gencatan senjata oleh Aljazair pada akhir Februari lalu. Meskipun beberapa sumber diplomatik mengatakan bahwa kecil kemungkinan Dewan Keamanan akan menyetujuinya, mereka tetap mengajukannya di hari Rabu. Dengan didukung oleh beberapa anggota tidak tetap Dewan, mereka menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera di bulan Ramadan ini.
Sementara itu, pemboman Israel di Gaza terus berlanjut hingga memakan korban mencapai 32.000 jiwa. Bahkan rumah sakit terbesar di Gaza, Al-Shifa, saat ini menjadi pusat konflik. Para militan Israel bersembunyi di kompleks rumah sakit, namun warga sipil tidak ada yang terluka.
Sejauh ini, sebanyak 140 anggota kelompok Hamas menjadi korban para militer Israel (IDF). Hamas menyebut serangan tersebut sebagai tindakan kriminal. Jurnalis AFP menunjukkan pantai Gaza dipenuhi oleh orang-orang yang sedang melarikan diri dari rumah sakit ke arah selatan.
Younis, seorang pasien berusia 60 tahun mengaku mereka memaksanya keluar tanpa busana, matanya ditutup dan ia juga diinterogasi sebelum dibebaskan. Tak hanya itu, semua pemuda bahkan dipukuli dan ditangkap.
Perang Gaza dimulai dengan serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober. Serangan itu untuk membalas serangan Israel, termasuk serangan ke Masjidil Aqsa di awal 2023. Dalam serangan tersebut 1.160 orang terbunuh dan 250 orang menjadi tawanan. Sementara itu, Israel menerangkan 33 dari 130 orang yang disandera oleh Hamas meninggal dunia.
Israel juga melakukan kekerasan di wilayah lain Palestina, yaitu Tepi Barat. Pada hari Kamis, sebuah panel ahli independen yang mengawasi kepatuhan terhadap konvensi hak-hak anak PBB menyatakan bahwa anak-anak di Gaza mati kelaparan.
Sumber : cnbcindonesia.com
Editor : Arimbi